Jumat, 13 November 2009

Perbaikan Lingkungan

50 tahun lagi, pulau x akan hilang, akan terjadi kekurangan bahan pangan, satwa x, y akan punah, tumbuhan, z akan punah, suhu akan naik, udara semakin kotor, dll.
(www.lilblog.multiply.com)

Itu mungkin informasi yang sering kita dengar belakangan ini, seiring dengan semakin naik daunnya isu lingkungan hidup. Tapi pernah gak sih kita bertanya, benar gak akan terjadi seperti itu? Atau kita hanya percaya saja karena apa yang disampaikan berdasarkan hasil penelitian lembaga-lembaga ternama dan diakui.

Sekarang pertanyaannya, siapa yang bisa menjamin akan benar-benar terjadi seperti itu, atau siapa yang bisa menjamin bahwa bumi ini usianya akan sampai pada waktu yang diperkirakan tadi? Jawabannya TIDAK ADA. Karena kita harus yakin bahwa yang menentukan semua itu adalah Tuhan. Bukan para peneliti itu.

Lalu apakah kita diam saja dan pasrah? Tentu tidak. Kerusakan yang ada sekarang adalah karena ulah manusia, karena itu dengan tangan kita sendiri lah harus kita benahi. Tuhan membuat kita merasakan akibat kerusakan yang kita perbuat. Tapi juga memerintahkan kita dengan tangan kita sendiri untuk berubah, berbenah memperbaiki kerusakan tersebut.

Lalu, apakah sikap kita yang mengabaikan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi dimasa depan itu, menandakan bahwa kita adalah manusia yang tidak mempunya pandangan kedepan? Sekali lagi TIDAK. Kita hanya berusaha menggunakan seluruh potensi yang kita miliki untuk hasil terbaik di masa sekarang. Tanpa dibebani ketakutan dan kekhawatiran akan rusaknya bumi beberapa puluh tahun nanti. Rusak tidaknya masa depan bumi ditentukan ditentukan dari apa yang kita lakukan saat ini.

Dengan berusaha melakukan perbaikan selama masih ada kesempatan, tanpa terbebani hal-hal yang belum pasti terjadi, kita justru menjadi manusia yang jauh memandang kedepan. Melebih ruang dan waktu yang bisa diperkirakan manusia. Masa dimana semua perbuatan akan dimintai pertanggung jawabannya. Inilah masa depan yang harus kita yakini kebenarannya. Manusia seharusnya memikirkan balasan terhadap kerusakan lingkungan yang lebih parah yang telah dilakukannya. Menebang ribuan hektar hutan yang berakibat bencana yang merenggut nyawa manusia, mencemari sungai dengan limbah beracun, mengotori udara dengan asap beracun dan kerusakan-kerusakan lainnya.

Dengan kesadaran akan masa depan yang seperti ini, maka seharusnya kita bisa bekerja optimal melakukan perbaikan untuk masa sekarang, selagi masih ada kesempatan, sebelum datang saat dimana penyesalan kita tidak bernilai lagi.

Jadi, jika ada seruan terhadap perbaikan lingkungan, maka bunyinya haruslah:

"Mulai dari sekarang, dan mulai dari diri sendiri"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar